Kumpulan Cerita Abu Nawas Yang Cerdas, Inspiratif, Dan Menghibur

Cerita abu nawas – Abu Nawas, siapa yang tidak kenal dengan sosok jenaka yang satu ini. Seorang pujangga yang lahir di kota Ahvaz di negeri Persia yang memiliki nama lengkap Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakimi.

Abu Nawas dianggap sebagai salah satu penyair terbesar sastra Arab klasik. Kemasyhurannya dan kisah atau cerita-ceritanya sudah menyebar diberbagai penjuru dunia. Meskipun kemasyhurannya sudah tidak diragukan lagi.

Namun dalam perjalanan hidupnya di masa muda Abu Nawas merupakan seseorang yang menyukai kehidupan hura-hura dan berpesta pora serta seorang pemabuk berat. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa tema-tema puisi atau syair yang ia ciptakan pada saat masa mudanya.

Kemudian puisi-puisi atau syair Abu Nawas berubah menjadi religius sejak dirinya mendekam di penjara. Terlepas dari kisah pada masa mudanya, cerita Abu Nawas selain terkenal dengam kejenakaannya dan kecerdasannya, Abu Nawas juga memiliki sifat yang bijaksana dalam memutuskan suatu hal.

Tentunya, setiap orang pasti akan menyukainya, meskipun ada juga beberapa yang geram atau dibikin naik darah oleh tingkah kocaknya. Salah satu cerita Abu Nawas yang sudah sangat melegenda dan sudah tidak asing lagi ditelinga kita adalah kisah 1001 malam yang menceritakan seorang Raja Harun Ar-Rasyid.

Berikut ini adalah kisah lengkapnya dan juga terdapat kisah atau cerita Abu Nawas lain yang tak kalah menarik.

Kumpulan Cerita Abu Nawas

Kumpulan Cerita Abu Nawas Yang Cerdas, Inspiratif, Dan Menghibur
merdeka.com

Kisah 1001 malam

Pada suatu waktu, Raja Harun Ar-Rasyid merasa gelisah dan murung atas suatu hal. Kemudian Raja memanggil semua menteri yang dimilikinya untuk menemuinya dan menanyakan hal yang membuat resah tersebut.

Sayangnya, semua menteri yang dipanggilnya tidak ada yang sanggup untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukannya. Bahkan Raja pun tak merasa lega dan puas atas jawaban yang diberikan oleh penasihat Raja sekalipun.

Raja ingin sekali menemukan jawaban atas dua pertanyaan yang terus menghantuinya. Karena rasa penasaran yang amat mengganggu Raja maka para penasihat Raja memberikan saran untuk memanggil Abu Nawas agar dia yang memecahkan pertanyaan Raja yang membingungkan tersebut.

Alhasil Abu Nawas menghadap Raja Harun Ar-Rasyid, lalu Raja menceritakan bahwa akhir-akhir ini ia sulit untuk tidur dikarenakan ada yang mengganggu pikirannya yakni keingintahuan akan dua rahasia alam yang tak kunjung terpecahkan.

Kemudian Abu Nawas bertanya pada Raja “Wahai Tuanku yang mulia, sebenarnya dua rahasia alam manakah yang Raja maksud? Jawab sang Raja “Aku memanggilmu ke hadapanku untuk menemukan jawaban dari dua pertanyaan yang selama ini terus mengganggu pikiranku”.

Lalu Abu Nawas kembali bertanya “Bolehkah hamba mengetahui dua pertanyaan atau teki-teki tersebut wahai paduka?” dan Raja menjawabnya dengan pertanyaan “Yang pertama, apakah kau tahu dimanakah sebenarnya batas jagat raya yang Tuhan ciptakan?.

Tanpa ragu sedikitpun Abu nawas menjawab salah satu teka-teki tersebut “Di dalam pikiran wahai tuanku yang mulia. Keterbatasan ada karena adanya keterbatasan itu sendiri. Dan Tuhan telah menanamkan keterbatasan itu di dalam pikiran atau otak manusia.

Oleh sebab itu, manusia tidak akan pernah mengerti dan mengetahui dimana batas jagat raya yang diciptakan Tuhan. Pastinya sesuatu yang terbatas tak akan mampu melihat atau mengukur sesuatu yang tidak terbatas”.

Mendengar jawaban dari Abu Nawas yang masuk akal tersebut Raja merasa puas dan kemudian menanyakan teka-teki selanjutnya yang kedua. “ Manakah yang jumlahnya lebih banyak antara bintang-bintang di langit atau ikan-ikan di lautan?” dan sekali lagi Abu Nawas menjawab dengan cepat tanpa disertai keraguan sedikitpun “Ikan-ikan di laut paduka yang mulia”.

Tentu raja merasa heran akan jawaban Abu Nawas dan berkata “Bagaimana kau bisa begitu yakin dan langsung memilih jawabanmu. Apakah kau sudah menghitung seberapa banyak jumlah mereka?”.

Lalu Abu Nawas menjawab dengan penuh keyakinan “Wahai tuanku yang mulia, bukankah kita mengetahui bahwa ikan-ikan di laut ditangkap dengan jumlah yang banyak setiap harinya, meskipun begitu jumlah ikan-ikan di laut tetap saja banyak seolah tidak berkurang sedikitpun karena saking banyaknya jumlah mereka.

Sementara jika kita lihat bintang-bintang di langit tidak pernah rontok dan jumlah mereka juga banyak”. Setelah mendengarkan dan mendapatkan jawaban atas teka-teki yang selama ini menggoda pikirannya, rasa penasaran baginda Raja pun sirna sudah. Sebagai rasa terima kasih Paduka Raja pun memberikan hadiah kepada Abu Nawas.

Cerita Abu Nawas dan Botol Ajaib

Kumpulan Cerita Abu Nawas Yang Cerdas, Inspiratif, Dan Menghibur
islami.co

Lagi dan lagi, bukan hanya sekali atau dua kali, tak henti-hentinya Baginda Raja terus memanggil Abu Nawas dengan segudang pertanyaan atau tugas-tugas yang nyleneh. Tentunya, Abu nawas harus menghadap dan menemui sang Raja.

Hari ini Abu Nawas dipanggil kembali untuk menghadap Raja dikediamannya. Raja menyambut dengan bahagia dan sebuah senyuman Saat Abu Nawas telah sampai di Istana untuk menemuinya.

Raja pun langsung berbicara pada Abu Nawas “Akhir-akhir ini aku sering mengalami gangguan perut dan kata tabib pribadiku, aku terkena serangan angin.

Abu Nawas pun menanggapi Baginda Raja dan bertanya “Ampun Paduka Raja, apakah ada yang bisa hamba lakukan sampai hamba dipanggil ke Istana?”. “Aku hanya ingin engkau untuk bisa menangkap angina dan memenjarakannya” Kata Raja.

Tak seperti biasanya yang langsung dengan cepat dan tangkas menjawab pertanyaan Raja. Mendengar apa yang dikatakan Baginda Raja tersebut, Abu Nawas hanya bisa terdiam dan tak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya.

Ia tidak berpikir untuk menangkap angin seperti yang diminta Baginda, akan tetapi ia masih bingung dan memikirkan bagaimana caranya untuk bisa membuktikan bahwa yang ia tangkap memang benar-benar angin karena angin tidak berwujud sehingga tidak bisa dilihat.

Tidak ada benda yang lebih aneh dari sebuah angin gumamnya.  Abu Nawas diberikan waktu hanya tiga hari untuk menemukannya. Namun Abu Nawas tidak merasa sedih dan terbebani akan tugas yang diberikan Baginda Raja karena berpikir sudah menjadi bagian kehidupannya bahkan merupakan kebutuhan tersendiri baginya.

Abu Nawas meyakini bahwa dengan berpikir akan menemukan jalan keluar atas kesulitan atau permaslahan yang sedang terjadi. Selain itu, melalui berpikir juga ia dapat memberikan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan terutama kaum papa.

Karena Abu Nawas sering mendapatkan banyak uang emas sebagai hadiah dari Baginda Raja atas kecerdesan atau kecerdikan yang dimilikinya.

Waktu berlalu, dan sudah dua hari ini dan besok adalah hari terakhir untuk menghadap Baginda Raja dan Abu Nawas hampir putus asa karena belum juga mendapat akal untuk menangkap angin dan memenjarakannya.

Hal tersebut terus mengganggu pikirannya hingga membuat Abu Nawas sulit untuk memejamkan mata walau hanya sekejap. Mungkin sudah takdir dan mungkin kali ini Abu Nawas telah gagal menjalankan tugas atau perintah yang diberikan oleh Baginda dan harus menjalani hukuman atas kegagalannya.

Setelah waktu yang telah ditentukan Baginda Raja berakhir, Abu nawas berjalan menuju istana dengan gontai dan pasrah akan takdir. Ditengah perjalanan tiba-tiba ia ingat sesuatu, yakni Aladin dan lampu wasiatnya.

Lalu ia bergumam “Bukankah jin itu tidak bisa terlihat?”. Seperti menemukan cahaya ditengah kegelapan, Abu Nawas berjingkrak kegirangan dan kembali pulang ke rumah. Setelah sampai di rumah dengan secepat mungkin ia mempersiapkan segala sesuatu yang akan diberikan pada Baginda Raja dan kemudian menuju istana.

Sesampai di gerbang istana, para pengawal langsung mempersilahkan Abu Nawas untuk masuk dan menghadap Baginda Raja karena sudah menanti kehadirannya.

Baginda Raja sudah tidak sabar dan tanpa basa basi langsung bertanya kepada Abu Nawas “Wahai abu Nawas, apakah engkau sudah berhasil menangkap dan memenjarakan angin?. “Tentu sudah paduka yang mulia” jawab Abu Nawas sembari mengeluarkan sesuatu yang telah dipersiapkannya di rumah tadi yakni sebuah botol yang telah disumbat.

Kemudian Abu Nawas menyerahkan botol tersebut kepada Baginda Raja lalu bertanya “di manakah angin itu, aku tak melihat apa-apa?. “ Di dalam, Tuanku yang mulia” jawab Abu Nawas dengan segan.

Dan baginda masih heran dan bertanya-tanya lalu berucap “Aku tidak melihat apapun di dalamnya”. “Maaf Tuanku yang mulia, angin memang tidak bisa dilihat. Akan tetapi jika paduka Raja ingin mengetahui angin maka tutup botol tersebut harus dibuka terlebih dahulu” Ucap Abu Nawas memberikan penjelasan pada Raja.

Sesuai dengan penjelasan Abu Nawas, Baginda Raja lalu membuka tutup botol tersebut dan setelahnya Baginda Raja mencium bau busuk yang menyengat hidung yakni bau kentut. Alhasil, Baginda tentu marah kepada Abu Nawas “Hai Abu Nawas, bau apakah yang menyengat ini?!”, kemarahan paduka Raja membuat Abu Nawas menjawab dengan ketakutan dan rasa cemas.

Lalu berkata “Ampun Paduka yang mulia, tadi hamba sedang buang angin kemudian hamba masukkan ke dalam botol. Karena hamba takut nantinya angin yang hamba buang itu akan keluar maka hamba menangkapnya dan memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol tersebut”.

Lagi dan lagi penjelasan yang diberikan Abu Nawas memang sangat masuk akal dan Baginda raja tidak jadi marah kepada Abu Nawas. Akhirnya, Abu Nawas pun selamat dan terhindar dari hukuman bahkan Raja memberikan hadiah kepadanya.

Penutup

Pastinya cerita Abu Nawas di atas sering kali diceritakan dan sering kita dengarkan ya karena sudah melegenda seperti dongeng.

Bagaimana?Apakah cerita-cerita Abu Nawas di atas membuat anda tertawa geli atau sekedar tersenyum melihat kekonyolan atau tingkah jenaka si Abu Nawas? Atau malah justru membuat anda geram? Saya harap anda bisa tertawa bahagia melalui cerita-cerita Abu Nawas tersebut.

Sebenarnya masih banyak sekali cerita-cerita Abu Nawas lainnya yang menarik dan tidak kalah lucunya dengan kisah di atas. Entah cerita tersebut benar atau hanya fiksi dan hanya dianggap sebagai dongeng belaka.

Terlepas dari itu semua, di dalam cerita-cerita Abu Nawas tersebut banyak mengandung pelajaran hidup yang bisa kita ambil dan diterapkan atau diaplikasikan dalam kehidupan sekarang.

Membaca cerita-cerita Abu Nawas tersebut sungguh mengasyikkan dan tidak merasa bosan karena setiap ceritanya mengandung humor yang bisa membuat anda terhibur.

Tentu, hiburan sangat diperlukan untuk sekedar menghilangkan rasa penat, atau menemukan dan mengembalikan semangat dalam menjalani kehidupan yang begitu kompleks.

Kecerdikan dan kelucuan Abu Nawas pada cerita-cerita di atas semoga bisa menginspirasi anda dalam menyikapi masa-masa sulit atau masalah yang sedang anda hadapi. Jangan lupa untuk terus bahagia dan membahagiakan. Selamat membaca!.

Originally posted 2020-05-31 17:25:13.

Leave a Reply

Your email address will not be published.