80 Contoh Peribahasa dan Artinya yang Paling Populer

Contoh peribahasa?

Teman-teman tentu tidak asing lagi dengan kata peribahasa dong ya. Karena memang sejak sekolah dasar kita sudah diperkenalkan dengan peribahasa.

Peribahasa pertama yang mimin pelajari dan sampai saat ini masih teringat jelas adalah” ada gula ada semut”. Meskipun dulu mimin juga tidak memahami makna dari peribahasa tersebut hehe.

Nah kita mempelajari peribahasa ini di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kalau mau diartikan apakah itu peribahasa? Bisa dibilang bahwa peribahasa adalah salah satu ungkapan yang isinya adalah pepatah, perumpamaan, ibarat dan yang lainnya.

Biasanya bahasa yang digunakan dalam peribahasa itu bukan bermakna kata yang sebetulnya. Apa yang diungkapkan memiliki makna yang berbeda dengan apa yang ada dalam makna aslinya.

Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa makna tersebut hanya bisa diperoleh setelah kita memikirkannya secara mendalam.

Jika dihubungkan dengan cara memikirkannya secara mendalam, baru kemudian kita akan paham dengan makna yang sebenarnya.

Oleh karenanya wajar saja kalau beberapa orang tidak akan bisa memahami makna peribahasa secara langsung tanpa pernah mempelajarinya atau paling tidak membaca maknanya di buku.

Tersebab itu pada artikel kali ini mimin mencoba menyajikan beberapa contoh peribahasa beserta maknanya. Paling tidak dengan adanya contoh ini bisa membantu teman-teman yang sedang mempelajari peribahasa.


Jenis-Jenis Peribahasa


Tetapi sebelum memasuki contoh peribahasa terdapat hal yang harus dipelajari bersama yaitu tentang jenis peribahasa.

Dengan mengetahui jenis peribahasa ini kita menjadi paham kategori-kategori setiap peribahasa yang kita telah diketahui.

Adapun jenis peribahasa dalam bahasa indonesia secara umum dibagi menjadi 6 yaitu bidal/pameo, perumpamaan, pepatah, ungkapan, tamsil, dan semboyan. Berikut adalah penjelasan dari keenam jenis tersebut:

Pepatah

Jenis peribahasa ini mengandung nasehat yang diutarakan oleh orang tua dan menjadi pegangan orang-orang setelahnya sampai hari ini.

Misalnya peribahasa “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”, dan juga peribahasa “berakir-rakit kita ke hulu, berenang kita kemudian”.

Perumpamaan

Sedangkan perumpamaan merupakan jenis peribahasa yang biasanya berisi menggambarkan manusia dengan perbandingan alam sekitar. Contoh: “bagai pinang dibelah dua”, atau peribahasa “bagai bumi dan langit”.

Bidal

Jenis peribahasa selanjutnya adalah bidal. Bidal merupakan peribahasa yang berisi peringatan, sindiran, atau ejekan. Contoh dari bidal adalah sebagai berikut:

Hidup segan mati tak mau

Malu bertanya sesat di jalan

Ungkapan

Kemudian uangkapan bisa diartikan sebagai jenis peribahasa yang melukiskan perbuatan seseorang atau keadaan alam dengan beberapa kata yang tidak bisa diartikan satu persatu dari kata yang membentuknya.

Adapun contoh dari bidal dapat dilihat di bawah ini:

Besar kepala, Ringan tangan, Panjang tangan, Keras hati, Lapang dada, Dan lain sebagainya.

Pameo

Dan terakhir adalah pameo. Jenis peribahasa ini mengandung semboyan bagi seseorang atau kelompok dimana semboyan tersebut bisa membuat suasana jadi berkobar. Misalnya peribahasa “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”.


Contoh Peribahasa


Nah, berikut ini ada kumpulan peribahasa dan artinya yang populer dan banyak digunakan atau sering kita dengar:

A

  1. Abu diatas tanggul = apapun yang bersipat duniawi bersifat tidak langgeng
  2. Ada air ada ikan = ketika kita berusaha, maka kita akan menuai hasilnya
  3. Ada bunga ada lebah = suatu tempat yang mendatangkan rejeki dan kebaikan
  4. Ada gula ada semut = dimana terdapat kebaikan disitu pasti terdapat pula keburukan
  5. Ada harga ada rupa = harga menentukan kualitas
  6. Ada hujan ada panas, ada hari ada balas = menunggu kesempatan untuk membalaskan dendam
  7. Ada sama dimakan, tak ada sama ditahan = segala sesuatu yang menjadi tanggung jawab bersama
  8. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas = kejahatan dibalas dengan kejahatan, kebaikan dibalas dengan kebaikan
  9. Ada udang dibalik batu = punya maksud dan tujuan tertentu yang tersembunyi
  10. Adat air cair, adat api panas = tabiat dan kepastian yang tidak dapat dirubah
  11. Adat muda menanggung rindu, adat tua menahan ragam = anak muda harus terus bekerja keras dan berusaha dalam menggapai cita-cita
  12. Air beriak tanda tak dalam = orang yang sombong biasanya tidak pandai
  13. Air besar, batu bersibak = persaudaraan akan terpecah belah apabila terjadi perselisihan
  14. Air diminum rasa duri, nasi dimakan rasa sekam = tidak enak makan dan minum biasanya terjadi karena terlalu sedih atau sedang patah hati
  15. Air jernih ikannya jinak = negeri yang teratur dan semua penduduknya baik tutur bahasanya serta mulia hatinya
  16. Air susu dibalas dengan air tuba = kebaikan yang dibalas dengan kejahatan
  17. Air tenang menghanyutkan = orang yang pendiam biasanya pandai
  18. Air yang tenang jangka disangka tidak ada buayanya = jangan meremehkan orang yang pendiam, karena dia bisa marah juga
  19. Anak cantik, menantu molek = keuntungan yang berlipat ganda
  20. Anak kambing tidak akan menjadi anak harimau = seorang yang penakut tidak akan menjadi pemberani
  21. Angan-angan menerawang langit = cita-cita yang sangat tinggi
  22. Angan-angan mengikat tubuh = memikirkan hal yang tidak- tidak yang akhirnya membuat diri sendiri menderita
  23. Anjing menggonggong, kapilah berlalu = abaikan yang tak penting dan tetaplah fokus pada tujuan
  24. Asam didarat, garam dilaut, bertemu dibelanga = meski terpisah oleh apapun, kalau sudah jodoh akhirnya bersatu juga
  25. Ayam bertelur di padi mati kelaparan = orang yang selalu kekurangan meskipun penghasilannya berlimpah

B

  1. Badai pasti berlalu = segala penderitaan dan kesedihan pasti akan berakhir
  2. Badak makan anaknya = membuka keburukan dan aib keluarga sendiri
  3. Bagai air dengan minyak = dua hal yang tidak dapat disatukan
  4. Bagai anak ayam kehilangan induknya = bercerai berai karena kehilangan tumpuan
  5. Bagai anjing berebut tulang = orang yang rakus dan tamak serta ingin menang sendiri
  6. Bagai aur dengan tebing = kedua pihak yang saling merangkul dan tolong menolong
  7. Bagai aur diatas bukit = hal yang cukup sukar untuk disembunyikan
  8. Bagai berpayung dengan daun pisang = tempat berlindung yang cukup memadai
  9. Bagai bumi dan langit = dua hal yang sangat jauh berbeda
  10. Bagai harimau yang menyembunyikan kuku = orang yang tidak sombong akan kelebihannya
  11. Bagai kacang lupa kulitnya = seseorang yang sudah kaya atau sukses namun ia melupakan asal-usulnya yang dulu belum berada
  12. Bagai katak didalam tempurung = orang yang picik dan tidak memiliki pengetahuan yang luas.

C

  1. Cekur jerangau ada lagi di umbun-umbun = masih sangat mudan dan belum berpengalaman
  2. Condong yang akan menimpa = perbuatan yang akan mendatangkan celaka
  3. Cacing hendak menjadi naga = orang yang hina ingin menyamai orang besar
  4. Coreng arang di muka = mendapatkan malu yang besar

D

  1. Dalam laut boleh ajuk, dalam hati siapa yang tahu = bahwa apa yang tersembunyi dalam hati seseorang tidak mungkin diketahui
  2. Dari semak ke belukar = meninggalkan suatu yang buruk akan mendapat ganjaran yang buruk
  3. Ditimbun anai-anai = seorang yang yang biasa bersalah akan lebih mudah dituduh dalam suatu kejahatan
  4. Di alas jangan memengat = jangan asal berkata saja

E

  1. Enggan seribu daya, mau sepatah kata = kalau sudah tidak suka pasti akan ada banyak alasan untuk menjawabnya
  2. Esa hilang dua terbilang = terus berusaha dengan keras hati sampai tercapai maksud dan tujuan
  3. Endap di balik lalang sehelai = bersembunyi atau menyembunyikan sesuatu di tempat yang mudah diketahui
  4. Empang sampai ke seberang, dinding sampai ke langit = bahwa segalanya sudah tidak bisa didamaikan lagi

G

  1. gajah mati meninggalkan gading. Orang mati meninggalkan nama = manusia baik akan selalu meninggalkan nama baik, dan sebaliknya manusia yang jahat akan meninggalkan nama buruk
  2. Gayung bersambut, kata berjawab = menangkis serangan orang dan menjawab perkataan orang lain
  3. Gemuk membuang lemak, cerdik membuang kawan = setelah keadaan bertambah baik, kaya, dan sebagainya tidak mau menolong atau bergaul dengan keluarga
  4. Genggam erat membuhul mati = berarti memegang perjanjian
  5. Gelegar buluh = besar kata tapi tak bermakna atau berisi

H

  1. Hangat-hangat tahi ayam = semangat/kemauan/keinginan yang tidak konsisten yang biasanya hanya bersemangat di awal saja
  2. Hakim kepada beruk = kalau meminta pengadilan kepada orang tamak maka akan sia-sia dan merugi
  3. Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang jua = perbuatan dan perkataan yang baik tidak akan dilupakan orang
  4. Habis beralur maka beralu-alu = jalan kekerasan diambil kalau jalan musyawarah sudah tidak dapat mencapai kata sepakat
  5. Habis pati ampas dibuang = ketika sudah tidak berguna maka akan dibuang atau tidak dipedulikan
  6. Harimau mati karena belangnya = seseorang celaka karena mempertunjukkan keunggulannya
  7. Hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai = seseorang yang bisa berhemat akan menjadi kaya, dan orang yang rajin belajar maka akan pandai
  8. Hitam di atas putih = adanya perjanjian atau kesepakatan yang ditulis

I

  1. Ilmu padi, makin berisi makin runduk = orang yang makin banyak ilmunya maka ia semakin rendah hati
  2. Indah kabar dari rupa = Berita biasanya akan melebihi dari keadaan yang sebenarnya
  3. Ikut hati mati, ikut mata buta = kalau seseorang selalu mematuhi keinginan nafsu maka ia akan celaka
  4. Ikan di laut asam di gunug bertemu dalam belanga = sejauh apapun sepasang insan berjauhan , kalau jodoh pasti akan bersatu juga

J

  1. Jika pisau tiada baja, makin dikikir makin bertambah tumpul = orang yang dungu semakin dihajar semakin bodoh
  2. Jadi alas cakap = berbuat dengan imbalan jasa
  3. Jadi abu arang = sudah basi atau usang

K

  1. Karena nila setitik rusak susu sebelanga = karena kesalahan kecil yang diperbuat, kebaikan yang selama ini sudah dikerjakan akan hilang atau tidak dianggap
  2. Kalah jadi abu menang jadi arang = Pertempuran tidak akan membawa keuntungan untuk siapa pun
  3. kapal satu nahkoda dua = pekerjaan yang dipimpin oleh dua orang
  4. Kaki naik kepala turun = senantiasa sibuk bekerja
  5. kain lama dicampak buang, kain baru pula dicari = Istri lama diceraikan dan mencari istri baru

L

  1. Lempar batu sembunyi tangan = melakukan sesuatu tapi tidak mengakui perbuatan tersebut
  2. Laut mana yang tak berombak, bumi mana yang tak ditimpa hujan = manusia tidak akan luput dari kekhilafan atau kesalahan bagaimanapun itu
  3. Ladang yang berpunya = perempuan yang sudah menikah

M

  1. Memikul di bahu menjunjung di kepala = melakukan sesuatu berdasarkan aturan
  2. Mengairi sawah orang = menguntungkan orang lain
  3. Layar menimpa tiang = kawan menjadi lawan.

Demikianlah contoh peribahasa yang bisa mimin sajikan. Masih banyak lagi sebenarnya peribahasa yang belum miimn tulis pada artikel ini.

Namun karena keterbatasan mimin hanya bisa menyajikan bebrapa contoh di atas. Semoga kamu jadi gak penasaran lagi ya dengan makna peribahasa yang sering kita dengar itu.

Dan jangan lupa untuk senantiasa belajar dan membaca supaya peribahasa yang diketahui semakin luas atau supaya nantinya kamu bisa memaknai sendiri peribahasa yang dibaca.

Keyword: Contoh Peribahasa

Originally posted 2019-11-20 06:57:56.

1 comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.